Kupang, fajartimor.net – Pembangunan Jalan Lingkar Selatan Pulau Timor, ruas Sumlili-Teres 2, Segmen Oepaha-Buraen senilai Rp 47,9 milyar diduga kuat tak kunjung dikerjakan hingga saat ini alias raib entah kemana?
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) V Wilayah TTS dan Kabupaten Kupang Willy Djawa yang kala itu dipercayakan Satker Balai Jalan Nasional, adalah pihak yang dinilai sangat bertanggungjawab.
Hingga berita ini diturunkan belum ada penjelasan resmi dari pihak satker setempat juga PPK terkait.
Namun berdasarkan data yang dihimpun fajartimor dari Data Paket Sebaran APBN (Murni) Provinsi NTT Tahun 2016, dialokasikan dana sebesar Rp 47.957.000.000 dari APBN Murni 2016 untuk pembangunan Jalan Lingkar Selatan Pulau Timor, ruas Sumlili-Teres 02, segmen Oepaha-Buraen sepanjang 4,4 km.
Namun sesuai pantauan fajartimor di Desa Oepaha, Kabupaten Kupang, tidak ada pekerjaan jalan lingkar selatan Pulau Timor di lokasi tersebut. Jalan ruas utama di Desa Oepaha yang akan ditingkatkan menjadi Jalan Nasional tersebut masih berupa jalan pengerasan dari sirtu putih.
Kondisi jalan dengan lebar sekitar 3 meter tersebut masih sangat memprihatinkan. Hampir sepanjang jalan terdapat lubang dan kubangan lumpur. Kondisi jalan sekitar 4 km hingga ke desa selanjutnya (ke arah Buraen, red) kondisinya juga tak berbeda.
Sekretaris Desa Oepaha, Ferdy Tiran yang ditemui fajartimor.net di kediamannya beberapa waktu lalu mengatakan, tidak ada pekerjaan jalan nasional di Desa Oepaha pada tahun 2016. Tiran tampak kaget saat mengetahui adanya alokasi dana Rp 47,9 milyar dari APBN Murni 2016 yang dialokasikan untuk pembangunan jalan lingkar selatan pulau Timor, segmen Oepaha-Buraen.
“Setahu kami, tidak ada proyek pembangunan jalan lingkar selatan di desa kami. Memang tahun lalu ada petugas yang datang ukur jalan dan mengambil sampel tanah di Oepaha. Katanya untuk pembangunan jalan lingkar selatan, tapi sampai saat ini tidak ada informasi,” ujarnya.
Tiran meminta fajartimor untuk mengcopy data paket sebaran APBN (Murni) 2016. “Kami tidak tahu ada alokasi dana sebesar itu, kalau bisa kami dapat copiannya. Sebagai aparat desa, kami akan melaporkan kepada Pak Camat,” katanya.
Tiran juga sangat mengharapkan adanya jalan yang baik untuk membuka keterisolasian desa tersebut. “Pak wartawan sudah lihat sendiri kondisi jalan menuju desa kami seperti apa. Warga kesulitan memasarkan hasil pertanian karena tidak ada mobil yang masuk ke desa kami. Kalau mau pasarkan hasil pertanian, harus pakai mobil carteran,” keluhnya. (ft/tim)