Lembata, fajartimor.net-Gambaran pekerjaan peningkatan ruas jalan Woloklaus arah pasar Pada, Lewoleba, yang berjarak 1.115 kilo meter rupanya beraroma manipulatif dan jauh dari harapan mutu.
Pekerjaan Lapen di lokasi ruas jalan Rua-Pada, depan pekuburan umum ini, sediktpun tidak menyentuh harapan warga, kata salah seorang warga kepada fajartimor, Senin (30/11).
Menurutnya, gambaran pekerjaan peningkatan ruas jalan tersebut mengandaikan ruas jalan Woloklaus, Rua-Pada hingga dermaga Waijarang menjadi tidak penting. Hal tersebut dibuktikan dengan kondisi riil pekerjaan lapangan.
“Coba diamati saja, pekerjaan ini sangat jauh dari tahapan tahapannya. Saya sangat yakin, dalam tempo tiga bulan, pekerjaan ini akan hancur dan kembali seperti keadaan sebelumnya. Buktinya bisa dilihat, banyak pecahan batu tiga lima yang bertebaran hampir di seluruh badan jalan, termasuk bahu kiri dan bahu kanan jalan dari pekerjaan sebelumnya. Dan ini jelas mengindikasikan, ada aroma tidak sedap dengan pekerjaan ruas jalan tersebut”,kesalnya.
Dengan realita pekerjaan yang seperti ini lanjutnya, jelas berindikasi pada pengurangan sejumlah item pekerjaan.
“Saya justru menduga, ada pengurangan volume kerja pada pekerjaan peningkatan ruas jalan Woloklaus. Ambil misal, harusnya pekerjaan akhir itu hamparan pasir kasar. Faktanya justru pasir yang dominan mengandung unsur debu yang di hampar. Rusak lagi, itu sesuatu yang sudah pasti”,sindirnya.
Sementara sejumlah pekerja yang ditemui fajartimor di lokasi pekerjaan mengatakan jika pekerjaan tersebut sudah dilakukan selama dua minggu.
“Yang menjadi pelaksana kegiatan adalah PT. Awal Karya. Direkturnya pak Bastian Udjan. Soal berapa nilai dari pekerjaan tersebut kami tidak tahu”, elak para pekerja.
Investigasi fajartimor, pekerjaan peningkatan jalan, selalu diawali dengan pekerjaan Prime (meremajakan lapisan permukaan jalan atau lapisan penetrasi untuk mendapatkan susutan yang berujung pada kekuatan mengikat/interlooking). Setelah itu diikuti dengan pekerjaan hamparan batu tiga lima, di gilas, lalu di Buras, kemudian diikuti dengan hamparan batu dua tiga, di gilas, lalu buras, dan dihampar lagi dengan batu satu dua, di gilas lalu buras, selanjutnya diakhiri dengan pekerjaan menghampar pasir kasar/split yang kemudian di gilas. (ft/boni)