Kupang, fajartimor.net – Gagasan dan ide membawa perubahan wajah lama Kota Kupang menuju wajah baru menjadi branding tawar seorang Don Arakian, Bakal Calon Wakil Wali Kota Kupang, periode 2024-2029, pada acara Ngopi Bareng Product Knowledge bersama Ibu Nova di Restoran Valensia samping Hotel Neo Kupang, Rabu 22 Mei 2024.
“Sudah saatnya arsitek masuk ranah politik Agar tidak kehilangan momentum praksis politik di tahun politik ini.
*Ide Des gagasan harus menjadi tawaran bukan menjadikan ruang politik sebagai urusan komersial. Rakyat pemilih layaknya dijadikan sebagai subjek sekaligus Objek pembangunan,” ucap Ara Don .
Keinginan besar dirinya menjadikan Kupang kota kreatif justru semakin kuat melihat kondisi kekinian rakyat.
“Hari ini Jumlah populasi rakyat kota Kupang, di angka 440 lebih jiwa. Yang terpusat di Kec. Kota Lama, kelapa Lima dan Oesapa. Perlu ada sonasi permukiman perkotaan baru yaitu kecamatan Alak. Persisnya di daerah Naioni, yang selanjutnya diikuti dengan kegiatan
Ekonomi kreatif, industri kreatif sehingga ujungnya hadir Kupang Kota Kreatif’,” terang Ara Don.
Menurut Putra Lamaholot tersebut, Pelaku ekonomi kreatif di kota Kupang cukup luar biasa, namun ruangnya masih sangat tertutup dan terbatas.
“Ada 16 Subsektor ekonomi kreatif semestinya wajib digerakan agar kota Kupang seiring berjalannya waktu perlahan mampu hidup dengan hadirnya pelaku ekonomi kreatif minimal mendekati Kota Bandung, Ambon, Pekalongan dan Jakarta,” urai Ara Don .
Sang Dosen arsitek yang kaya pengalaman urusan arsitek tersebut menjelaskan bahwa Revitalisasi di setiap ruang kota Kupang wajib hukum dilakukan agar wajah kota berubah dari
wajah aktifitas pelaku ekonomi kreatif di ruang-ruang yang tidak semestinya. Ambil misal space trotoar.
“Jadi kita harus menemukan ruang yang hilang sehingga para pelaku ekonomi kreatif bisa di sonasi dan di tempatkan secara terukur. Hari ini masih bersifat informal. Bila dipercaya tentu kita siapkan ruang formalnya,” beber Ara Don.
Solusi lainnya lanjut calon pemimpin yang berbahasa ini, yakni menemukan cara dalam mengupayakan hadirnya kreatifitas, termasuk menciptakan banyaknya individu-individu kreatif yang pada gilirannya menghadirkan branding tersendiri Des adanya objek kunjungan dimana menjadi wadah menghimpun karya lokal kreatif.
“Ambil misal barang tenunan dibuat sepatu, juga souvenir lainnya,” ucapnya.
Yang terutama dan terpenting adalah menghadirkan Manegemen birokratif yang berpihak pada pertumbuhan ekonomi kreatif yang nantinya mampu nenciptakan elemen fisik yang menarik demi menjawab ketahanan warga kota. Jadi hemat saya bila kota mau maju dan bersaing dengan kota- kota metropolitan lainnya di Indonesia, ya serahkan kepada ahlinya,” tutup Ara Don.