Kupang, fajartimor.net—Drs.Ibrahim Agustinus Medah berharap Majelis Sinode Gereja Masehi Injili di Timor, tetap fokus pada pewartaan iman Jemaat, dan tidak tergiring maupun terkontaminasi dengan kepentingan politik tertentu.
Gereja harus berdiri di tengah untuk semua kepentingan. Jangan berdiri untuk satu kepentingan, karena Gereja akan dikerdilkan, sebab Tuhan datang untuk seisi dunia ini bukan untuk segelintir orang saja,” ujar Ibrahim Medah melalui staf khsusunya Laurens Leba Tukan di Kupang, Minggu (10/1/2016).
Medah yang kini menjadi Senator/Anggota DPD RI asal NTT itu menyebutkan, Gereja tidak boleh mengisolasi dirinya, karena dunia sekarang ada banyak informasi masuk secara terbuka yang bisa berguna bagi gereja. Tetapi juga banyak yang tidak memberikan manfaat bagi Gereja dan pertumbuhan iman jemaat.
“Disinilah peran Gereja harus memfilter semua perkembangan dunia. Dia pasti akan bersentuhan karena itu Gereja harus bisa memfilter. Jika ada yang bermanfaat bagi jemaat dikembangkan sedangkan yang tidak ada manfaatnya saya harap gereja bisa memebrikan pencerahan dan penjelasan agar jemaat bisa memahami bahwa yang tidak bermanfaat tidak usah diadopsi,” katanya.
Medah juga menyebutkan, jemaat saat ini banyak persoalannya yang dihadapi khusus warga GMIT baik di NTT maupun di luar NTT yaitu diantaranya soal kemiskinan, kesehatan dan pendidikan. Gereja, kata dia, tentu tidak langsung masuk ke sektor-sektir itu, tetapi Gereja harus mampu meberdayakan jemaatnya agar jemaatnya punya kemampuan untuk menghadapi masalah ekonomi, kesehatan dan pendidikan.
“Nah, bagaimana cara memberdayakan jemaat? gereja tidak harus pake uang, uang itu ada di setiap jemaat, gereja tentu hanya bisa memberikan pedampingan dan advis serta saran agar kemampuan ekonomi jemaat yang ada, dikelolah secara opitmal sehingga bisa bermanfaat bagi ekonomi, kesehatan dan pendidikan serta lapangan kerja,” katanya.
Medah menambahkan, untuk menjabarkannya, ia yakin bahwa Majelis Sinode periode yang baru ini bisa melakukannya.
“Sekali lagi memberdayakan jemaat tidak harus dengan uang tetapi dengan pendampingan. Sedangkan faktor uangnya tentu urusan pemerintah dan lembaga keuangan. Tetapi Gereja memfasilitasi melalui pemberdayaan, pengetahuan dan keterampilan” katanya.
Kepada Majelis Sinode periode sebelumnya, Medah berterimakasih karena semua yang dibuat periode sebelumnya menjadi referensi bagi Majelis Sinode yang baru untuk perbaikan.
“Kepada jemaat diharapkan memberikan dukungan maksimal untuk Majelis Sinode yang baru. Kita harus punya pikiran positif. Perebutan saat pencalonan sudah selesai dan mari kita dukung Majelis Sinode yang baru sekarang,” tutup Medah.(ft/boni.L)