Fajartimor.com – Berangkat dari APBD sebesar Rp 448 miliar dikurangi sebesar Rp 157 miliar untuk belanja gaji dan tunjangan PNS TA.2010, Marianus Sae mampu membuat loncatan pemerataan layanan Infrastruktur, Pendidikan, Ekonomi dan Kesehatan.
Biaya operasional kantor yang sebelumnya sebesar Rp 98 miliar dipangkas menjadi sebesar Rp 30 miliar. Biaya operasional kendaraan yang sebelumnya sebesar Rp 37 miliar dipangkas menjadi sebesar Rp 7 miliar. Dan biaya perjalanan dinas yang sebelumnya sebesar Rp 68 miliar dipangkas menjadi sebesar Rp 24 miliar.
“Dari Efesiensi anggaran angaran tersebut juga anggaran lainnya kemudian didapatkan akumulasi anggaran sebesar Rp 200 miliar lebih”, rinci Marianus dihadapan forum Indonesia Untuk Negeri bertemakan Anggaran Untuk Rakyat yang disiarkan secara langsung TVRI.
Menurutnya pemerintah dan perwakilan rakyat (parlemen) tidak sementara terlingkungi dalam urusan menyenangkan dirinya. Tapi lebih dari pada itu adalah mengedepankan pelayanan yang jelas keberpihakannya kepada rakyat.
“Perjalanan dinas yang tidak perlu, belanja ATK yang tidak terarah juga belanja operasional yang tidak tepat sasar dipangkas lalu diarahkan seluruhnya secara terpola dan terarah pada layanan Infrastruktur Jalan dan Gedung Publik, peningkatan kesejahteraan pendidik demi tercapainya layanan pendidikan yang prima, pemenuhan layananan kesehatan masyarakat dan pengembangan usaha ekonomi kreatif rakyat” jelas Marianus.
Karena kerja yang terfokus dan terarah katanya Kabupaten Ngada dalam kurun waktu tiga tahun masa kepemimpinannya mampu keluar dari zona ketertinggalan.
“Anda boleh ke Ngada dan cek saja, infrastruktur jalan yang menghubungkan desa desa yang sebelumnya terisolasi sudah bisa terakses. Pertumbuhan ekonomi masyarakat Ngada dari hari ke hari terus meningkat yang berakibat pada berlomba lombanya kepala keluarga menyekolahkan anak anaknya bahkan ke luar daerah juga layanan kesehatan yang bisa dibilang sudah memadai”, terang Marianus.
Sumber Daya Aparatur Daerah lanjutnya dari sebanyak 7000 SDM, didorong kualiatas personnya agar bisa bersaing memberi pelayanan utuh.
“Di masa kepemimpinan saya ada ratusan tenaga pegawai dan mahasiswa yang kita beri beasiswa belajar. Dan saya kira itu yang harus pemerintah buat”, tandas Marianus.
APBD Ngada yang sebelumnya sebesar Rp 448 miliar tekannya kemudian bisa mengalami peningkatan yang signifikan.
“Kini APBD Ngada berada dikisaran Rp 800 miliar lebih. Dan ini saya kira sebuah prestasi besar”, pungkas Marianus dan manambahkan persoalan dasar yang dialami semua daerah yakni Infrastruktur, Pendidikan, Ekonomi dan Kesehatan. Cara penanganannya terpegantung pada kesungguhan pemimpin dengan memperhitungankan kemampuan keuangan daerah dan karakteristik daerah.
Pantauan fajartimor, Gubernur Sumatera Barat. Irwan Prayitno, Direktur Perencanaan APBN Ditjen Kemenkeu RI Kunta Wibawa Dasa Nugraha, Pakar Politik LIPI Prof R Siti Zuhro, Deputi Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Ade Irawan, dan Pengamat Kebijakan Publik Harryadin Mahardika terlihat memberikan apresiasi posisitif atas langkah taktis keberpihakan Marianus Sae seturut harapan Presiden Joko Widodo. (ft/boni)