John Waleng; Segi Tiga Pertumbuhan, Picu Perkembangan Ekonomi Daerah

  • Share
Kupang, fajartimor.net-Persiapan kerja sama segi tiga pertumbuhan antara Indonesia (NTT), Timor Leste dan Australia yang digagas Gubernur Lebu Raya, diharapkan menjadi pemicu perkembangan ekonomi daerah.

“Pembangunan kawasan kawasan ekonomi yang modern dan berkualitas di titik titik sentra yang berbatasan langsung dengan Timor Leste dan Australia, diharapkan menjadi langkah revolusioner”, kata Kabag Administrasi Kerja sama Biro Ekonomi Setda Provinsi NTT, Johanis Waleng, kepada fajartimor.net, bertempat di ruang kerjanya Rabu (19/8).

John Waleng yang akrab di sapa mengatakan kerja sama Segi Tiga Pertumbuhan antara Indonesia (NTT), Timor Leste dan Australia, justru membuka akses pembangunan kawasan ekonomi yang berkualitas dan modern.

Menurut Waleng, revitalisasi Bandar Udara, Pelabuhan Laut dan Terminal Darat yang modern dan berkualitas, menjadi bagian terpenting dalam rangka membangun kerja sama segi tiga pertumbuhan ekonomi.

“Ikutan dari revitalisasi dimaksud yaitu terbangunnya kawasan industri yang meliputi: Pembangunan hotel hotel berbintang dan berkelas, Mall, Hipermart, Supermarket, Ruko dan produk unggulan industri kecil serta wisata kuliner”, yakin Waleng.

Dijelaskan akses kawasan ekonomi itu pun harus menjadi bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan ekonomi berbasis kerakyatan.

“Hemat saya, setetes air yang dituangkan dalam ember oleh Gubernur Lebu Raya dengan dibukanya pembangunan kawasan ekonomi berbasis ekonomi kerakyatan adalah tujuan utamanya. Partisipasi rakyat banyak akan sangat membantu pertumbuhan ekonomi daerah”, terang Waleng.

Perwujudan lain dari terpolarisasinya kerja sama segi tiga pertumbuhan dan terbangunnya kawasan ekonomi kata Waleng, justru dengan sendirinya akan membuka sekat sekat keterbelakangan dan keterpurukan ekonomi warga.

“jika kemudian hal tersebut terlaksana sesuai rencana, maka lapangan pekerjaan semakin terbuka yang berimplikasi pada terserapnya tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi yang semakin lebih baik, arus orang, barang dan jasa akan lebih lancar dan multi player efek akan terjadi dengan sendirinya”, urai Waleng.

Urgensitas pembangunan kawasan ekonomi dalam mendukung kerja sama segi tiga, hanya mungkin terlaksana jika daerah daerah sentra perbatasan sedapat mungkin menyiapkan lahan (untuk pembangunan kawasan ekonomi) yang tentunya didukung dengan Perda. Sementara pemerintah provinsi sebagai wakil pemerintah pusat akan mendukung dengan usulan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah (PP) tentang Kawasan Ekonomi.

“Langkah awal Sebagai Kabag Administrasi Kerja sama Biro Ekonomi Setda Provinsi NTT, adalah membangun koordinasi dengan sejumlah daerah daerah di titik sentra perbatasan Indonesia (NTT), Timor Leste dan Australia, termasuk melayangkan surat ke sejumlah pimpinan daerah tersebut untuk segera disiapkannya lahan demi pembangunan kawasan ekonomi dimaksud”, jelas Waleng.

Ditambahkan, titik titik sentra daerah perbatasan tersebut antara lain: Timor (Belu, Malaka, TTU, TTS, Kabupten Kupang, Kota Kupang) yang berbatasan langsung denga Timor Leste dan Autralia. Alor, Lembata dan Flotim berada dekat dengan Timor Leste. Pulau Flores dan Sumba berbatasan langsung dengan Bali dan NTB. Sementara Sabu dan Rote berada di garis depan dan berhadapan langsung dengan Australia. (ft/bony)

  • Share