SoE, fajartimor.net – RS, Kades Noemeto – TTS yang baru terpilih diduga selewengkan sejumlah dana, termasuk dana desa tahun 2015 dan tahun 2016.
Warga tahu, kalau sebelumnya RS yang adalah aktifis anti korupsi sebelum terpilih sebagai kepala desa Noemeto, dikelilingi sejumlah persoalan pelik. Tersangkut masalah dana P2KP, P4IP, terindikasi gelapkan dana bantuan rumah sehat, ada dalam rekayasa informasi soal output pekerjaan Dana Desa. Dan masih banyak lainnya, jelas tokoh masyarakat desa Noemeto kepada fajartimor pekan lalu di desa setempat.
“Sebelum terpilih sebagai Kades, RS ikut terlibat aktif dalam pengelolaan Dana P2KP. Dia (RS) juga terlibat aktif dalam pengelolaan dana P4IP dinas Pekerjaan Umum khusus pekerjaan saluran di desa setempat”, terangnya.
Menurutnya, dua kegiatan besar tersebut (P2KP dan P4IP, red) adalah pekerjaan yang masih meninggalkan sejumlah persoalan penyimpangan dana.
“Kita warga tahu la, kalau P2KP dan P4IP yang sebelumnya ditangani RS meninggalkan dugaan penyimpangan dana. Salah satu buktinya, pekerjaan saluran air (drainase), dikerjakan jauh dari kualitas. Khusus untuk pekerjaan rumah sehat dana P2KP, RS justru terlibat dalam rekayasa. Hal itu terlihat bila ada warga yang diketahui membangun rumah, dirinya (RS) datang mengambil gambar lalu menjadikan itu sebagai dokumentasi untuk selanjutnya dipertanggungjawabkan”, ungkapnya.
Terkait out put pengelolaan Dana Desa, kata tokoh yang dikenal vocal tersebut, adalah sebagai yang tidak berkesesuaian.
“Tidak ada itu yang namanya pekerjaan Taman Wisata Desa. Tidak ada pekerjaan Kolam Ikan yang sumbernya dari Dana Desa. Semuanya omong kosong besar. Sanggar yang katanya didirikan dari sumber dana desa untuk menampung orang muda supaya bisa berkreasi hanyalah rekayasa kades RS. Sementara soal pekerjaan jalan sirtu itu juga bersumber dari kerja sama desa denga Disnakertrans TTS. Itu tidak bersumber dari Dana Desa. Kita akan lawan dan bongkar semua kebusukannya”, tegasnya.
Dikatakan, semua tenaga teknis desa adalah orang orang upahan yang sebelumnya diajak RS bekerja sama pada Pengelolaan Dana P2KP dan P4IP.
“Kita bisa buktikan kalau tenaga teknis yang ditunjuk sebagai pendamping ADD dan Dana Desa adalah orang orang loyalis dan kepercayaan RS. Mereka akan ikut dan buat apa kata RS dengan mengabaikan apa kata warga desa”, tudingnya.
Senada dengan tokoh masyarakat tersebut, sejumlah pemuda desa Noemeto yang berhasil diwawacarai fajartimor mengatakan kalau apa yang dikatakan kades RS melalui media massa adalah bohong belaka.
“Tidak ada itu bengkel bengkel yang didirikan yang bersumber dari Dana Desa. Itu bengkel pribadi warga desa. Nanti kita bisa buktikan. Sementara soal pekerjaan pengamanan sumber air dan MCK saja itu bantuan pemerintah koq. Jadi sekali lagi tidak benar Dana Desa 2015 dan 2016 itu diprioritaskan pada pekerjaan yang sudah dijelaskan panjang lebar oleh Kades RS”, kecam para pemuda tersebut.
Lebih jauh dikatakan, untuk membongkar sejumlah rekayasa pertanggungjawaban kades RS, pihaknya akan meminta intervensi dari sejumlah organisasi massa termasuk Araksi TTS.
“Kami sudah berkomunikasi dengan sejumlah organisasi massa termasuk Araksi TTS, agar persoalan tersebut secepatnya diangkat ke permukaan untuk selanjutnya mendapat respon positif aparat penegak hukum”, tutup mereka.
Informasi lapangan yang berhasil didapatkan fajartimor, Kades RS banyak berulah dengan sering mabuk mabukan di Kantor Desa setempat. Dana Desa tahun 2016 yang telah dialokasikan untuk membebaskan tanah kantor desa dari pemiliknya juga untuk pembangunan kantor desa justru dipergunakan kades RS untuk keperluan pribadi. Mirisnya informasi warga, Kades RS sering melakukan KDRT secara berulang kali dan menjadi tontanan warga setempat. (ft/tim)