Kefa, fajartimor.net –Kain Merah Keramat yang diyakini memiliki kekuatan maha dasyat Kaiser Biboki yang hanya boleh dihadirkan pada saat ritual khusus Raja justru dihadirkan Usi Koko pada saat ritual urapan kekuatan kepada Marianus Sae Sang calon Gubernur NTT periode 2018-2023.
Ritual adat kerajaan Biboki dalam memberikan dukungan iklas kepada Marianus Sae-Emilia Julia Nomleni dirasakan sebagai yang lain dari biasanya, jelas Usi Charles Usboko salah satu turunan Raja Biboki yang dipercaya memperlancar jalannya ritual tersebut kepada fajartimor di Biboki pekan lalu.
Menurutnya, Awal ritual tidak ada agenda khusus menghadirkan Kain Merah yang dikeramatkan kerajaan Biboki. Namun karena Usi Koko (sapaan manis Raja Biboki) menghendaki dikeluarkannya Kain Merah Keramat Kerajaan membuat tata ritual sedikit molor.
“Adik bisa lihat sendiri, Usi Koko justru memberikan sejumlah pesan berupa kode khusus agar Kain Merah Keramat dihadirkan dan diletakan dihadapan beliau. Namun semua kami nyatanya tidak menangkap pesan khusus itu. Karena itu, Usi Koko sendiri lalu bangun dari Kursi kebesarannya dan berjalan masuk sembari meminta agar Kain Merah Keramat Kerajaan tersebut dibawah kedepan kemudian diletakan dihadapan Marianus Sae-Emilia Julia Nomleni”, Aku Usi Charles.
Uang Perak berwajah Laki laki buatan tahun 1872 katanya yang dicari dengan begitu susah payahnya demi melengkapi ritual kerajaan untuk Marianus Sae-Emilia Julia Nomleni rupanya diletakan juga diatas Kain Merah Keramat tersebut.
“Dari semua calon kepala daerah, baru Marianus Sae-Emilia Julia Nomleni yang diperlakukan khusus. Tata acaranya dilakukan secara tertata dengan urutan urutan yang bisa dibilang khusus. Ada seremoni persiapan, ada seremoni menurunkan ‘Paus Nonni, ikat pinggang Raja dan Fot Foke atau sejenis selempang yang terbuat dari rajutan perak, yang kemudian dipakaikan kepada Marianus Sae. Sementara Sarung Kerajaan yang dipakaikan kepada Ibu Emilia Julia Nomleni adalah Sarung Peninggalan Almarhumah Permaisuri Raja”, urai Usi Charles.
Sebagai Turunan Raja lanjutnya yang dipercaya mengatur tata ritual adat kerajaan Biboki, ritual kali ini adalah ritual khusus dan baru dialaminya.
“Kerajaan Biboki memang terbuka untuk semua tamu tamu kehormatan Raja. Namun Marianus Sae-Emilia Julia Nomleni menjadi tamu kehormatan khusus. Dan kekhususan ini tidak mungkin diberikan kepada tamu tamu Raja Biboki lainnya”, jelas Usi Charles.
Terkait kekhususan ritual adat Kerajaan Biboki singgungnya adalah merupakan kewenangan Kerajaan berdasarkan petunjuk petunjuk Leluhur kerajaan Biboki dan bebas dari intervensi luar.
“Soal ritual adat kerajaan Biboki sudah menjadi ritus sakral dan jauh dari intervensi pihak luar. Pihak luar yang hendak mengintervensi diharapkan untuk tidak terlalu jauh mencampuri urusan dan tata aturan kerajaan Biboki. Sebagai pengingatnya, setiap tanah ada tuannya”, tandas Usi Charles.
Pantauan fajartimor, setelah mengenakan pakaian kebesaran Raja Biboki dan sebelum mendapat urapan khusus Usi Koko, Marianus Sae berkenan melantunkan permohonan dukungan berupa sapaan adat khas Ngada-Bajawa dan kemudian menyerahkan sebilah Pedang Adat Bajawa disertai Tas Adat sebagai bukti permohonan bantuan kekuatan untuk menghadapi perang besar.
Pedang Adat dan Tas Adat khas Ngada-Bajawa tersebut diterima langsung adik kandung Raja Biboki yang khas disapa Usi Ikun. (ft/tim)