SoE, fajartimor.net-Fakta lapangan, pekerjaan sirtu di Desa Koa, kecamatan Mollo Barat, dengan sumber Dana, anggaran APBN Murni, diduga kuat dikerjakan asal asalan. Mirisnya, Pekerjaan tersebutpun dikerjakan diatas pekerjaan jalan PNPM-MP!
Pekerjaan ini, menelan nilai yang bisa dibilang cukup fantastis. Bayangkan saja, besarannya adalah sebesar Rp 5.842.760.000. (lima milyar delapan ratus empat puluh dua juta tujuh ratus enam puluh ribu rupiah), yang pengerjaannya dilakukan diatas jalan lama pekerjaan PNPM-MP berapa tahun lalu, heran Pelaksana Tugas Desa Koa, Imanuel Benu dan sekretaris desa setempat, Lodofikus Kiulesu.
Menurut keduanya, Penimbunan sirtu dilokasi jalan yang sudah ada, dan berjarak empat kilo meter lebih menuju lokasi perumahan Translok, menunjukkan secara jelas, jika pekerjaan tersebut terkesan dikerjakan asal jadi.
“Sirtu yang ditimbun lagi diatas pekerjaan sebelumnya selain menghambat mobilitas kendaraan warga, juga terkesan asal dikerjakan. Yang kami lihat di papan proyek, volume pekerjaannya sepanjang empat kilo meter. Persisnya dari samping kantor desa setempat menuju kilo meter jalan Faif Oban arah perumahan Translok. Dan bila sebelumnya jalan tersebut rusak dan menyulitkan para pengguna jalan maka untuk kami tidak ada persoalan. Tapi ini pekerjaannya masih bagus. Kami juga tidak tahu secara persis apa yang menjadi semangat pekerjaan tersebut”, jelas Imanuel.
Uniknya kata Imanuel, PT. Cahaya Berlian Jaya Abadi, hanya memberi surat yang menerangkan bahwa pekerjaan tersebut bersumber dari dana APBN, tanpa penjelasan detail.
“Kita memang tidak punya kewenangan, tapi kita juga tahu proses dan pengerjaan sebuah proyek pemerintah. Kalau yang dikerjakan proyek peningkatan jalan desa, maka pekerjaan tersebut sudah sewajarnya dikerjakan. Tapi kalau hanya untuk urusan pekerjaan sirtu, sekaligus menghilangkan karya warga masyarakat desa melalui program PNPM-MP, maka kami kira ini akan berujung masalah. Dan kami orang desa tidak mungkin akan sebodoh seperti anggapan mereka. Kami pun siap memberi keterangan bila sewaktu waktu diperlukan”, terang Imanuel diamini Kiulesu.
Kami juga minta wartawan fajartimor kata keduanya untuk kembali memantau pekerjaan sejenis, yang sebelumnya dikerjakan oleh Aci Cen Monalisa, SoE, TTS.
“Ada pekerjaan sirtu dan pekerjaan Lapen tahun anggaran 2015, yang dikerjakan Aci Cen Monalisa. Nanti adik adik wartawan bisa cek saja, karena dua pekerjaan tersebut sudah hancur. Kami juga tidak tahu, kedua pekerjaan tersebut bermula dan berakhir kemana”, kesal keduanya. (ft/dn)