Maria Magdalena Bifel, Investasi Solusi Membangun Daerah di Perbatasan Negara

  • Share

Kupang, fajartimor.net-Setiap anak bangsa dituntut untuk memberikan kontribusi berarti bagi pembangunan yang berkelanjutan di daerahnya.

Jargon, “jangan tanyakan apa yang negara berikan kepada anda, tapi tanyakan apa yang anda berikan kepada negara”, sebenarnya mengandung pengertian dan prinsip dasar yang semestinya dimiliki oleh seorang pemimpin (kepala daerah), dalam usaha mengeluarkan rakyatnya dari ketertinggalan pembangunan.Demikian pernyataan Maria Magdalena Bifel, S.Sos, MM ketika dimintai tanggapannya terkait lesunya investasi di daerah daerah perbatasan negara khususnya di Nusa Tenggara Timur.

Menurut Maria, daerah daerah yang secara topografi berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste dan Australia perlu ditangani secara serius. Pola yang dilakukan adalah dengan menghadirkan investor investor asing dengan tawaran sumber daya alamnya dan tawaran eksotis destinasi wisatanya.

Maria Magdalena Bifel, S.Sos.MM, bersama koleganya saat berada di Belanda. Foto/dok.fajartimor
(Maria Magdalena Bifel, S.Sos.MM, bersama koleganya saat berada di Belanda. Foto/dok.fajartimor)

“Kualitas sumber daya alam dan panorama wisata yang menjadi tujuan wisata touris manca Negara, sedapat mungkin dibuka untuk umum. Pengusaha local, regional, nasional dan manca Negara, diajak pemerintah secara selektif dalam rangka menanamkan modal usahanya (berinvestasi) di daerah”, jelas Maria.

Model pendekatan pembangunan jika dilakukan seperti ini, hemat Maria akan berdampak pada tata kelola yang bersinergi.

“Pihak swasta harus bisa bersinergi dengan pemerintah. Minimal mereka (swasta) harus punya lahan usaha yang kemudian ditawarkan kepada pihak investor. Sementara pemerintah memfokuskan perhatian pada pembangunan infrastruktur, jalan, jembatan, dermaga dan bandar udara (bandara) yang berkualitas dan modern”, terang Maria.

Pihak swasta jelas Maria, diberi kesanggupan untuk membangun usaha perhotelan dan jenis usaha lainnya yang nantinya dapat menyerap tenaga kerja lokal.

“Ketika ada hotel dan mall atau superemaket ataupun hypermart yang dibangun dengan konsep modern dan berkualitas, lapangan pekerjaan terbuka dengan sendirinya, tenaga kerja sudah tentu terserap. Penyakit pengangguran dan keinginan menjadi TKW ataupun TKI dari warga lokal mudah dieliminir dan diminimalisir”, yakin Maria.

Efek lainnya, lanjut Maria yang kini lagi menyelesaikan studi di jenjang S3 ilmu managemen tersebut, adalah terbangunnya usaha usaha kecil lainnya (multi player efeck) yang akan mendorong lajunya pertumbuhan ekonomi warga lokal.

“Kalau kemudian hotel, mall, supermarket dan hypermart dibangun, maka dampak lanjutannya, akan ada banyak usaha kecil dan menengah (home industry) yang tumbuh dengan sendirinya. Jadi konsep membangun di daerah daerah yang langsung berbatasan negara tetangga harus demikian. Begitu estimasi saya”, ucap Maria.

Saran dan masukan dengan tetap mengedepankan konsep berpikir yang cerdas harus menjadi keharusan dari setiap anak daerah. Itu berarti, pemerintah yang lagi dipercaya rakyat mengelola pelayanan pembangunan sepantasnya diberi ruang untuk bekerja sampai selesai.

“Sebagai anak asli kefa (Timor Tengah Utara), saya punya kewajiban moril memberikan dukungan berupa pikiran pikiran positif kepada pemerintah untuk boleh bekerja secara nyaman membangun daerah. Bahwa masih ada begitu banyak kekurangan, adalah hal yang manusiawi. So sukses Investasi, sukses buat warga Biinmafo, sukses juga buat pemerintah daerahnya”, tutup Maria. (ft/boni)

  • Share