Ngada, Fajartimor.com – Aksi Heroik Marianus Sae sebagai pejabat politis dengan meninggalkan kepentingan kelompok dan keluarga berujung Kabupaten Ngada berkembang dan keluar dari zona Daerah Tertinggal.
Perpres nomor: 131/2015 tentang penetapan daerah tertinggal tahun 2015-2019 yang ditandatangani Presiden Jokowi Dodo tertanggal 4 November 2015 dengan menetapkan 122 Kabupaten sebagai daerah tertinggal termasuk didalamnya 18 Kabupaten di NTT selain Kabupaten Ngada, Flotim, Maumere dan Kota Kupang membuktikan bahwa Aksi Heroik Marianus Sae dengan tekanan memberi pelayanan utuh kepada rakyat adalah yang terdepan, jelas Fabianus Day tokoh masyarakat Langga Bajawa-Ngada mantan kepala desa Bomari kepada fajartimor belum lama ini.
“Dulunya sebelum Bupati Marianus Sae, Ngada bisa dibilang terkebelakang, jauh dari sentuhan informasi luar. Sekarang semenjak di Pimpin Marianus Sae Ngada justru semakin maju dan terkenal”, jelas Fabianus.
Bupati Marianus kata pria yang kesehariannya selalu disibukan dengan beternak Babi tersebut adalah tipe pemimpin pekerja. Pemimpin yang tidak ingin melihat masyarakatnya hidup dalam belenggu keterbelakangan ekonomi dan tekanan pihak luar.
“Hasil hasil perkebunan Warga baik Vanili, Kopi, Kemiri, Cengkeh, Asam dan hasil perkebunan lainnya yang sebelumnya ditekan pihak ketiga dengan harga yang mencekik, dapat ditekan Bupati Marianus Sae. Pembelian yang terarah dengan harga terjangkau dibawah kontrol pemerintahan Marianus Sae membuat warga hidup dalam kecukupan. Income perkapita masing masing keluarga sehari rata rata diatas dua jutaan”, terang Fabianus.
Soal Peternakan ucapnya cara pengembanganbiakan petani peternak di masa kepemimpinan Bupati Marianus Sae sudah tertata dan terarah.
“Dulunya warga dan masyarakat petani peternak menganut pengembanganbiakan sapi secara serampangan. Sekarang di Masa Bupati Marianus Sae, Sistim pengembanganbiakannya sudah tertata dan terarah. Saat produksi pun tidak dibawah tekanan pihak ketiga (tengkulak, red) tapi selalu dibawah kontrol pemerintah”, beber Fabianus.
Sebagai seorang Langga lanjutnya yang juga merupakan daerah asal calon Bupati Kornelis Soi juga Yoseph Nai Soi salah seorang tokoh Ngada, dukungan untuk Marianus Sae bisa dikatakan 90 persen. Karena apa yang dibuat Bupati Marianus justru jelas mensejahterakan rakyat.
“Pemerintahan daerah dikelola Bupati Marianus dengan mengedepankan kepentingan umum. Jabatan kepala Dinas saja dilelang. Tidak dibagi bagi secara begitu saja kepada tim kerja. Jika tim kerja kebagian kadis ya itu karena berkompeten. Seingat saya, Ketua Tim Seleksi Lelang Jabatan saat itu adalah Prof.Dr. Alo Liliweri”, ungkap Fabianus.
Aksi keberpihakan (heroik) Bupati Marianus tukasnya tidak saja berhenti di situ. Pemekaran desa dan kecamatan untuk sebuah alasan pendekatan pelayanan dilakukannya sebagai sebuah syarat legal formal.
“Faktanya, jalan desa, jalan kecamatan, jalan lingkungan, jalan kabupaten dan jalan ke kebun rakyat (sawah dll) sudah seluruhnya dikerjakan. Masyarakat kini dengan mudah bisa membawa barang dagangannya ke kota. Jadi tidak ada hambatan lagi!”, puji Fabianus.
Ngada dulu dan sekarang unjuknya sangatlah beda. Jika ada yang mengatakan bahwa Bupati Marianus itu arogan dan semena mena itu salah besar. Karena yang benar adalah seluruh pikiran, hati, kerja dan pelayanannya, hanya untuk kebaikan hidup juga kesejahteraan warga dan masyarakat.
“Hari ini kami harus bangga, Ngada keluar dari zona daerah tertinggal. Itu semua karena kerja keras Bupati Marianus Sae yang selalu mengajak rakyat setempat untuk bekerja sama dan lalu berubah”, aku Fabianus.
Bila aturannya bisa diubah dari dua periode ke periode tanpa batas harapnya maka jangan heran bupati Ngada hanya Marianus Sae.
“Kalau aturan periodik kepemimpinan Bupati seperti dulu ya bupatinya hanya satu Marianus Sae. Hari ini kami masyarakat Ngada harus realistis. Pahlawan pembangunan kami sangat dibutuhkan di NTT. Langga pasti 90 persen dukung dan apalagi Rakyat Ngada. Jika ada yang menolak itu hanya segelintir orang yang sakit hati. Kalaupun ada penolakan mengatasnamakan masyarakat Ngada itu sebenarnya keinginan sendiri yang lalu membawa nama rakyat Ngada. Bila benar Pahlawan kami ini diusung partai pengusung di pemilu Gubernur 2018 mendatang yakin saja seluruh rakyat Ngada akan berjibaku memenangkan hati pemilih rakyat Nusa Tenggara Timur untuk memilih pemimpin pembawa perubahan tersebut”, tegas Fabianus. (ft/tim)