Kupang, fajartimor.net – Program Inovatif Pariwisata NTT semestinya dikreasi sedemikian rupa sehingga mampu menguncang dunia dengan menarik wisatawan manca negara dan lokal. Expo Tenun Ikat Internasional di bawah kendali Dekranasda dibarengi parade 1001 kuda di daratan Sumba harus juga menjadi kegiatan Akbar yang terus berkelanjutan. Sementara Tour De Flores, Soekarno Month, Jambore Pariwisata, Tour De Timor dan pesta kesenian NTT di Kupang yang sudah diretas, wajib dikawal dan diikuti pembenahannya secara terarah untuk menjawab Destinasi wisata baru selain Bali, NTB dan daerah daerah lainnya.
Penegasan tersebut disampaikan Plh. Biro Ekonomi Provinsi NTT Johanis Waleng kepada fajartimor saat dikonfirmasi di kediamannya, Minggu (29/07/2018) sekira pukul 6.56 Wita.
Menurutnya, Expo Tenun Ikat bekerja sama dengan Dekranasda NTT seyogyanya menjadi perpaduan aksi dengan Parade 1001 Kuda yang penyelenggaraannya harus dikemas secara tersendiri dengan pemusatan kegiatannya di Daratan Sumba.
“Ini kegiatan besar pariwisata NTT. Sonasinya sudah tentu harus di daratan Sumba. Oleh karenanya harus didukung dengan regulasi inisiatif yang sifatnya permanen. Dorongan infrasruktur perhotelan ramah lingkungan pun adalah konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan, selain sejumlah konsep yang nanti kita tawarkan”, terangnya.
Tenun Ikat kata Pria Lembata yang akrab disapa JW tersebut, diharapkan akan menjadi bentuk jualan unik sekaligus promosi langsung kepada masyarakat lokal dan turis manca negara.
“Konsep menggunakan ragam pakaian adat 1001 Penunggang Kuda, yang juga kuda-kuda tersebut dihiasi dengan asesoris hasil tenun ikat tidak harus kusus Sumba saja tapi juga tenun ikat dari luar Sumba seperti Timor, Alor, Rote, Sabu, dan Flores. Pola yang menampilkan ragam pakaian adat tersebut dimaksudkan sebagai arena promosi kepada masyarakat lokal dan lebih khusus kepada Turis Manca Negara. Saya kira dari sisi pemasaran (Marketing) akan lebih fleksibel dan hidup, malahan dapat menguncang dunia”, jelas Jon Waleng.
Lebih jauh dikatakan bahwa perlu diretas wisata megalitikum, ritual-ritual kuno pada setiap daerahnya agar menjadi Branding baru tujuan wisata selain hotel berbintang lima.
“Ada begitu banyak wisata megalitikum, ritual-ritual kuno di setiap daerah yang masih tertidur dan belum tersentuh sama sekali. Kita harapkan di Kepemimpinan Gubernur-Wakil Gubernur Baru (Viktor Laiskodat-Yosef Naesoi) wisata-wisata unik yang belum tersentuh pada setiap daerah di Nusa Tenggara Timur dapat tereksplore dan menjadi daya tarik baru” urai Jon Waleng.
Tour De Flores, Tour De Timor, Soekarno Month, Jambore Pariwisata dan Pesta Kesenian lanjut Jon Waleng, perlu dibenahi secara terus menerus agar rakyat NTT pada setiap penyelenggaraannya tak saja menjadi penonton tapi sekaligus sebagai pelaku aktif dari seluruh rangkaian kegiatan. Masyarakat pun diharapkan proaktif untuk mempromosikan destinasi wisata juga potensi-potensi ekonomi lokal pada setiap momen kegiatan tersebut.
“Semua kegiatan tahunan tersebut tentunya melibatkan peran aktif masyarakat,” imbuhnya.
Infrastruktur Hotel bintang lima, sebenarnya menjadi hal prinsip di kepemimpinan Gubernur-Wakil Gubernur Baru.
“Kita justru berharap ada investasi besar di setiap daerahnya oleh para pemilik Modal Besar yang nantinya dapat memberikan sumbangan pada pembangunan hotel bintang lima demi mendukung parwisata NTT. Selain itu, Hotel-hotel di seluruh NTT diwajibkan untuk menggunakan asesoris hotel dengan asesoris tenun ikat daerah setempat”, tandas Jon Waleng.
Hal lain yang menjadi pekerjaan besar majunya pariwisata NTT, yakni tersedianya akses transportasi yang ramah, cepat namun harganya tidak mencekik kantong masyarakat.
“Saya kira sudah saatnya Kereta Api ada di NTT. Pertimbangannya sederhana. NTT berbatasan langsung dengan dua Negara tetangga baik Timor Leste dan Australia. Mungkin jalurnya, ya bisa Manggarai-Larantuka juga Kupang-Belu hingga Perbatasan Timor Leste. Kalau hal ini sudah bisa dilakukan Gubernur-Wakil Gubernur Baru (Viktor Laiskodat-Yosef Nae Soi), maka Pariwisata NTT akan maju dan berkembang pesat sekaligus mengguncang dunia”, pungkas Jon Waleng. (ft/Boni)