Lembata, fajartimor.net-Pekerjaan Peningkatan Ruas Jalan Woloklaus (mulai dari samping rumah sakit Damian Lewoleba hingga kilo meter Rua-Pada dekat pekuburan umum, arah pasar Pada), diduga kuat tidak diawali dengan pekerjaan Prime.
Semenjak Lembata, menjadi Kabupaten Otonom Baru, banyak pekerjaan infrastruktur jalan yang dikerjakan jauh dari standard mutu. Semangat kerja demi mendapatkan keuntungan dari sebuah pekerjaan, terkadang membuat seseorang secara sadar melangkahi tahapan tahapan pekerjaan sesuai semangat kontrak, jelas warga kepada fajartimor, Senin (30/11) saat di lokasi pekerjaan jalan Woloklaus.
Sejauh yang diamati kata warga, pekerjaan peningkatan ruas jalan Woloklaus, tidak diawali dengan pembersihan badan jalan dan aktivitas alat berat (Walas), di atas badan jalan tersebut.
“Yang dikerjakan adalah menurunkan material batu tiga lima, lalu para pekerja menghampar batu tersebut diatas badan jalan, digilas seadanya kemudian di siram ter (aspal), begitu kerjanya”, tutur warga.
Bukti yang bisa dilihat secara kasat mata kata warga, tumpukan batu tiga lima bekas pekerjaan Lapen sebelumnya justru dibiarkan di bahu kiri dan kanan badan jalan mengapit hamparan batu tiga lima pekerjaan baru.
“Adik wartawan bisa foto dan tulis. Karena ini fakta kerja yang jauh dari semangat mutu dan tanggungjawab pelayanan kepada Lewotana. Kita juga berharap pihak hukum dapat merespon cepat, untuk selanjutnya langah langkah hukum dilakukan dan kebenaran bisa ditegakkan”, tegas warga.
Asal tau saja, Pekerjaan Prime adalah pekerjaan meremajakan lapisan permukaan jalan atau lapisan penetrasi untuk mendapatkan susutan yang berujung pada kekuatan mengikat/interlooking. Dan hal tersebut dilakukan dengan cara: pembersihan badan jalan, disiram dengan air dan kemudian digilas menggunakan Walas bertonase diatas 10000. (ft/Boni)