Kota Kupang, Fajar Timor.com. Kelangkaan Bahan Bakar Minyak sering menjadi kendala besar. Penimbunan BBM selalu menjadi sorotan Publik. Tapi dasar kelangkaan dan penimbunan BBM masih menjadi pertanyaan.
Warga dan masyarakat Nusa Tenggara Timur sering diperhadapkan pada persoalan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (Besin, Solar dan Minyak Tanah). Antrian panjang kendaraan roda dua dan empat sering menjadi tontanan kolosal pada setiap SPBU. Pemikiran awam, ini terjadi karena harga minyak dunia mengalami kenaikan harga yang signifikan. Akibat dari persediaan Minyak Negara (BBM) yang mengalami penurunan. Kapal Tongkang pengangkut BBM kandas di perairan tertentu dan semacamnya. Ikutannya, penjualan BBM tumbuh bagaikan cendawan pada setiap ruas jalan utama dengan harga bervariasi (antara Rp 7000 sampai Rp 10000 per-liternya). Alasan lainnya telah terjadi penimbunan BBM secara ilegal oleh oknum oknum tertentu. Polisi pun melakukan tugas pengamanan sesuai amanat Undang undang. Warga yang kedapatan menimbun dan/atau membawa BBM secara ilegal dikenakan sanksi kurungan dan denda. Uniknya rumor yang berkembang, kelangkaan dan penimbunan BBM terjadi karena ada peluang yang di buka Depot Pertamina Tenau. Dan kuat dugaan ada Segel Aspal yang sudah disiapkan oleh oknum oknum tertentu, dikemas secara rapih, dilakukan secara bersama sama dengan eksekutor lapangannya para sopir dan kernet mobil Tangki. Kalau demikian persoalannya maka jelas kejahatan atau pencurian Bahan Bakar Minyak tidak akan pernah terselesaikan. Kelangkaan dan Penimbunan BBM sudah tentu akan terus terjadi. Yang rugi pasti pemilik SPBU, masyarakat dan Negara. Kepada Fajar Timor.com seseorang yang enggan menyebutkan namanya mengatakan pencurian BBM justru dilakukan sendiri oleh orang orang di Depot Pertamina Tenau. Modusnya, menggunakan Segel Aspal yang sering dipasang pada Kran mobil Tangki (Bagian atas dan bawah) “Saya mantan pekerja di Depot pertamina. Ini bukti segel aspalnya”, aku mantan karyan tersebut. (Bony.fjrtimor.com)