Kupang fajartimor.net – Kemasan Kuliner Daun Kelor dipastikan akan menjadi sajian utama Pameran Budaya jelang dan pasca penempatan Benda Purbakala NTT pada area Museum Geologi dan Arkeologi Dinas Kebudayaan Provinsi.
Paket lain dari rangkaian kegiatan penempatan Benda Purbakala NTT yang ditemukan di Liang Bua (Manggarai), Cekungan So’A (Ngada dan Atambua) juga fosil Ibu dan Anak di Fatu Knutu TTS yang diyakini berumur 1000 sampai 2000 tahun yang lalu, akan dikemas dengan kegiatan pameran dengan sajian utamanya, Kuliner Daun Kelor khas NTT jelas Sinun Petrus Manuk kepada fajartimor di ruang kerjanya, Kamis (13/12/2018).
“Soal pameran bersama, kami sudah sepakat dengan beberapa instansi. Yang pertama dinas sebagai penyelenggara, lalu badan geologi bandung melalui museum, lalu dirgen kebudayaan, pusat penelitian arkeologi nasional, UPT cagar budaya Bali, Balai Besar Arkeologi di Bali. Kemudian saya ajak lagi pemilik benda budaya, benda sejarah yang bernilai dan disimpan di rumah adat, di rumah, di art shop. Harapannya, ada kebersamaan dalam melakukan pameran di halaman ini”, papar Sinun Petrus.
Kerja dengan berbagai pihak termasuk Negara tetangga Australia kata kadis brilian tersebut, dibarengi dengan pelbagai kemasan kuliner.
“Akan ada pasar malam Se’I Babi. Ada juga pasar malam dengan menyediakan stan-stan khusus makanan khas NTT”, terang Sinun Petrus.
Kerja sama dengan Badan Ketahanan Pangan lanjut pentolan Garda Pramuka NTT tersebut adalah demi mewujudkan nilai juang Gubernur-Wakil Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat-Yosef Nae Soi memasyarakatkan budaya konsumsi Daun Kelor.
“Kuliner Daun Kelor akan menjadi perhatian utama dinas pada saat jelang dan hari H penempatan Kepurbakalaan NTT di Bulan Agustus 2019 mendatang. Semua diinisiasi demi mendukung program unggulan Gubernur-Wakil Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat-Yosef Nae Soi yang telah menguak kekayaan protein NTT dalam tidur panjang selama ribuan bahkan puluhan juga jutaan tahun”, tandas Sinun Petrus.
Dikatakan lebih jauh, 1000 bahkan 6300-san benda purbakala bersejarah akan ikut dipamerkan di museum saat kegiatan pameran dan penempatan benda purbakala yang dilakukan pemerintah bekerja sama dengan Badan Geologi Bandung dan Arkeologi Jakarta.
“Kita juga berharap nilai yang didapat dari kegiatan besar tersebut boleh mendapatkan sari dari seluruh masyarakat juga stake holder, termasuk kaum mileneal NTT”, ucap Sinun Petrus.
Untuk diketahui, jelas pria murah senyum tersebut, Museum Geologi dan Arkeologi NTT berjumlah 10.
“Satunya di Kupang, 9 lainnya menyebar di sejumlah daerah. Memang untuk pemeliharaannya butuh energi besar. Kita sudah usulkan anggarannya, tinggal menunggu persetujuan pemerintah dan DPR”, harap Sinun Petrus. (ft/boni). Bersambung…