Lembata, fajartimor.net-Pekerjaan peningkatan ruas jalan Woloklaus, sepanjang satu kilo seratus lima belas meter (1,115 km), diduga rugikan Negara sebesar Rp 400 juta lebih.
Fakta tidak terpampangnya Papan Proyek pada pekerjaan peningkatan ruas jalan Woloklaus jelas mengindikasikan adanya upaya sistimatis, antara Pejabat Pembuat Komitmen dan PT. Awal Karya, menelantarkan pekerjaan jalan tersebut, yang kuat dugaan merugikan Negara ratusan juta rupiah, jelas pemerhati Lewotana Lembata kepada fajartimor belum lama ini.
Menurutnya, hampir semua pekerjaan jalan di Lembata yang dikerjakan pada tahun anggaran 2015, meninggalkan realita persoalan yang bisa dikatakan hampir semirip.
“Bisa dipastikan semua pekerjaan peningkatan ruas jalan di dalam kota kabupaten (Lewoleba), selain tidak ada Papan Proyek, teknis pekerjaannya pun tidak sesuai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB). Secara kasat mata, pekerjaan peningkatan ruas jalan Woloklaus yang dikerjakan oleh PT. Awal Karya, jelas jauh dari semangat kontrak. Pekerjaan Prime dilangkahi, dan itu fakta lapangan. Pecahan Batu Tiga Lima justru dihampar berbarengan dengan pecahan Batu Dua tiga, lalu digilas dengan Walas bertonase 4 ton. Itu pun fakta kerja di lapangan. Fakta lainnya, pecahan Batu Satu Dua dan Split, tidak terlihat pada pekerjaan peningkatan ruas jalan tersebut”, paparnya.
Dari hitungan teknis berdasarkan fakta pekerjaan lanjutnya, ada pengurangan volume pekerjaan peningkatan ruas jalan Woloklaus sepanjang 30 meter dan sepanjang 700 meter.
“Yang pasti di ruas jalan sepanjang 700 meter, diduga Negara dirugikan sebesar Rp 388 juta, 500 ribu. Sementara sepanjang 30 meter, diduga negara dirugikan sebesar Rp 40 juta lebih”, ungkapnya.
Pejabat Pembuat Komitmen Rus Mudapue yang berhasil dihubungi fajartimor melaui media telephon selular, Selasa (5/01), pukul, 10.07, justru terkesan mengelak.
“Pagi juga pak. Maaf saya sedikit ada kesibukan, kalau bisa diatas jam 1 (13.00)”, elak Mudapue.
Sementara Direktur PT. Awal Karya, Sebastian Udjan hingga berita ini turunkan tidak bisa dihubungi(ft/boni)