‘Tidak Ada Kata Terlambat, Mengabdi Kepada Masyarakat’

  • Share

Kupang, fajartimor.net – Setelah selesai Dengan Diri Sendiri dalam segala aspek kehidupan, giliran selanjutnya adalah mengabdi dengan sungguh kepada masyarakat tanpa sekat. Dan tentunya untuk hal yang mulia ini, jelas ‘Tidak Ada Kata Terlambat’.

Ekspetasi diri yang jauh melampaui kemampuan perseorangan seorang Yosef Valentinus De La Sale Kebo, Calon Anggota DPR RI nomor urut 2, Dapil NTT 2, Partai Berkarya, besutan putri sulung Almarhum Soeharto, mantan Presiden RI ke 2, yang akrab di sapa Mba Tutut tersebut, rupanya dimaknai Putra asli kelahiran Wini-TTU ini, sebagai Maha Karya Ilahi, Alam juga Leluhur Tanah Timor (Pah Meto),  untuk boleh berbagi iklas, cerdas dan terukur kepada seluruh warga dan masyarakat NTT.

“Hari ini, saya sudah memutuskan untuk keluar dari zona nyaman. Semua Anugerah Ilahi, Alam dan Leluhur kepada saya secara pribadi dan keluarga adalah nikmat tak terhingga. Itu artinya saya sudah selesai dengan diri sendiri. Kini yang perlu dipernyatakan kepada rakyat NTT adalah memberikan yang terbaik demi kemakmuran juga kemandirian warga yang bertahun-tahun terkurung dan terkulai lemah dalam himpitan serta kerasnya hidup”, terang Yosef Valentinus De La Sale Kebo kepada fajartimor, bertempat di Hotel On The Rock Kupang-NTT, Selasa (18/12/2018) pukul 09.00.Wita.

Pensiun dini sebagai Perwira Angkatan Darat kata suami Andina Winantuningtyas berdarah Ningrat Solo ini, adalah pilihan putusan cerdas dan terukur.

“Pada kondisi tertentu, seseorang diperhadapkan dengan pilihan putusan hidup. Itu artinya pada aras ini, saya justru sudah berpikir matang untuk ada di garis lineal (garis lurus) dengan masyarakat. Berjuang dari titik nol semampu saya, untuk boleh memberi makna hidup dengan kerja nyata tanpa polesan kepentingan semu”, kupas Valentius.

Yosef Valentinus De La Sela Kebo, Caleg Partai Berkarya, nomor urut 2, Dapil NTT 2, bergambar bersama para pendukung fanatiknya di Neolbaki-Kabupaten Kupang (foto/dok.Boni)

Pluralitas Masyarakat NTT ucap Pria genius yang menguasai sejumlah bahasa daerah dan asing tersebut, acap kali dibutakan dengan budaya oko mama semu.

“Fakta kekinian, ketika berbicara praksis politik, rakyat NTT (orang tua, sama saudara/ri-bae feto-bae mone, kliko naek, usif, amaf, tuaf, yang ada di sudut kota dan di desa-desa terluar), sering dijadikan komoditas politik dangkal bertameng budaya oko mama. Setelah mendapatkan dukungan riil, mereka kemudian hilang tanpa jejak dan baru kembali di musim politik. Hari ini, saya sebagai putra asli Timor, datang dengan membawa tawaran baru dengan tidak menjadikan budaya oko mama sebagai komoditas politik dangkal”, urai Valentinus.

Menurut ayah dari Dominggas Winjuanina Da Costa Kebo, putri semata wayang yang kini berusia 8 tahun, pendapat sementara elit, soal rakyat NTT sebagai yang tertinggal, miskin, bodoh, penakut dan sejumlah stigma lainnya, akan tetapi memiliki sumber daya alam yang cukup luar biasa, harus dilawan dengan kerja-kerja iklas juga terukur.

“Sejumlah kemampuan lebih yang dianugerahi Allah, Alam dan Arwah Leluhur kepada saya dan keluarga, akan saya bagikan dan sumbangkan kepada rakyat NTT tanpa pandang bulu. Itu artinya akan ada penciptaan lapangan kerja demi memupus mata rantai pengiriman TKI-TKW ke luar dari negeri khusus dari NTT”, tandas Valentinus.

Caleg nomor urut 2 Dapil NTT 2, Partai Berkarya, Yosef Valentinus De La Sela Kebo, berbicara penuh kekeluargaan dihadapan pendukung fanatik-Timor di Noelbaki (foto/dok.Boni)

Menjadi Calon Anggota DPR RI lanjut Dosen tetap Universitas Pasundan Bandung jurusan Hubungan Internasional adalah pilihan tertentu demi mendekatkan layanan pemerintah kepada rakyat NTT.

“Sebagai putra asli NTT, saya kira ini ruang demokrasi. Pilihan ini wajib saya ambil sekaligus menjadi pertanda yang menandakan bahwa hari ini Putra NTT yang sebelumnya dilumuri bilur-bilur, tertinggal, terkebelakang, terbodoh, termiskin dan masuk zona merah di mata dunia internasional boleh hadir dalam kontestasi lima tahunan dengan satu tekad juang, menghapus sekaligus menjawab dengan mendekatkan layanan pemerintah pusat melalui lembaga DPR RI. Dukungan rakyat NTT di Zona Pemilihan NTT 2 menjadi asa yang berujung sukses bersama”, spirit Valentinus.

Kejujuran dengan diilhami komitmen kuat lalu dibarengi kekuatan verbalis terukur sulut mantan perwira AD yang lama berkarya di Luar Negeri tersebut, harus menjadi landasan pijak untuk mewujudkan sebuah pencapaian besar.

“Tiga kekuatan besar yang melingkungi setiap anggota Parlemen (Budget-Fungsi Anggaran, Legislasi dan Pengawasan) menjadi cita-cita setiap anak bangsa yang ikut dalam kontestasi DPR RI. Jika dipercaya Rakyat sekota juga sekampung, tiga kekuatan diatas akan saya pertegas dengan landasan perjuangan sebagai yang ‘Jujur, Berkomitmen kuat dan Berbicara Terukur’. Dan inilah spirit saya dari nol hingga pencapaian besar yang jauh melampaui ekspetasi saya secara pribadi” aku Valentinus.

Untuk diketahui, Yosef valentinus De La Sale Kebo, kelahiran WINI-TTU, terlahir dari keluarga orang kebanyakan. Pen Pasu bersari Pen Beti adalah kemasan makanan yang selalu disimpan dalam botol demi mengisi perutnya tatkala seharian suntuk mengikuti pelajaran di Sekolah Dasar.

Pengalaman ingin mendapatkan kesempatan menonton Televisi saat itu, sering membuat seorang Valen yang akrab disapa teman sejawatnya harus tidur-tidur di emperan pengusaha lokal di tanah kelahirannya. Terkadang, keinginan menyantap Nasi di rumah pengusaha lokal tersebut, harus dibayar dengan menimba air dan mengepel rumah sang pengusaha. Saat diajak makan, justru yag disuguhkan kepadanya hanyalah nasi kerak. Itupun dicicipi seorang Valen penuh suka cita. Uniknya sehabis makan, semua barang pecah bela yang kotor dan berserakan di dapur harus dicucinya hingga tuntas.

Keinginan merasakan seperti apa rasanya Hopis (gula-gula masa itu) selalu dibayarnya dengan mengisi air hingga penuh pada semua media atau wadah air di rumah sang pengusaha lokal tersebut.

Karena keterbatasan dan serba kekurangan, seorang Valentinus terpaksa putus sekolah di bangku ke kelas 5 SD dan ikut pamannya menjala ikan di laut.

Kejujuran, Komitmen (tekad yang kuat), diikuti kerja keras dan tidak banyak bicara justru menghantarnya melanjutkan studi SD, SMP dan SMA, di Dili (Timor Leste). Kepercayaan menjadi ketua Osis SMA 1 Dili (1994-1995), menjadi awal kebangkitan seorang Valentinus.

Di tahun 1996, seorang Valentinus yang dalam kata bahasa Latin sebagai Valere yang artinya bernilai rupanya dinyatakan lulus Tes AKABRI-AD.

Setelah menyelesaikan studi AKBRI, Sang Valentinus yang bernilai, asli Atoin Meto tersebut mendapatkan penempatan di Bandung. Perjalanan karir sebagai abdi Negara-pun dimulainya.

Tekad juangnya yang kuat, rupanya berdampak nilai, Seorang Valentinus kemudian berkesempatan menyelesaikan studi S1 Politik di Bandung.

Kemampuan pedagog dan andragognya yang mumpuni dalam memperdalam kemampuan berbahasa Inggris,  menghantarnya memperdalam bidang keilmuan Hubungan Internasional di Nuniversitas New South West di Sidney Australia.

Perwira Angkatan Darat bernama Yosef Valentinus De La Sale Kebo menjadi satu satunya putra NTT dari lima besar lulusan terbaik seasia pasifik. Pria berdarah Usif Ambenu, asli NTT ini, menjadi satu-satunya putra Atoin Meto yang lama berkarir di Eropa sebagai Badan Intelejen Negara.

Keputusan berhenti sebagai pejabat di Zona nyaman sebagai abdi negara sepanjang 20 tahun berkarya tatkala masa tugasnya yang masih menyisahkan 27 tahun perlu diapresiasi sebagai bentuk pertanggungjawaban seorang anak demi baktinya kepada negeri Nusa Tanah Terjanji.

Aktif pada sejumlah kegiatan sosial kemasyarakatan di pelbagai daerah adalah kerja-kerja besarnya. Salah satu yang tak kalah pentingnya adalah telah didirikannya sebuah Lembaga bantuan Hukum yang diberi nama Valen’s Law Firm. Lainnya seorang Valens kini memiliki sebuah Pabrik Galangan Kapal yang bergerak khusus pada pembuatan dan penyediaan Kapal Pesiar, Kapal Patroli dan Kapal Penangkapan Ikan.

Semua ekspetasi yang dipunyai kini, akan dedikasikan kepada rakyat Nusa Tenggara Timur. “Diketahui dalam waktu dekat akan dibangun galangan pembuatan kapal di tanah kelahirannya Wini”.

Keiklasan hatinya menerima pahit dan getirnya hidup di masa sulit dibalas dengan kebaikan tanpa syarat. Pengusaha Lokal yang selalu memberinya hopis dan nasi kerak dibantunya dua kali lipat.

Dia (Yosef Valentinus De La Sale Kebo) kini ada di depan mata rakyat NTT. Putusan-mu di tanggal 17 April 2019, wahai rakyat NTT dalam mendukung seorang Valen akan menjadi sejarah kebangkitan rakyat NTT. Ciao. (ft/boni)

  • Share