Kefa, fajartimor.net – Berbagi kasih, tidak sombong, tidak bermegah diri, rela menerima, damai sejahtera, tepo seliro-penuh penghargaan dan suka membaur sembari meretas ide dan kreasi bernafaskan kerja adalah sikap dan langkah laku seorang Dolvianus Kolo atau Tua Kolo yang selalu baru di ‘Gelanggang Mileneal’ Biinmaffo.
Pengakuan rasa atas sikap dan tingkah laku yang satu dalam jiwa dan semangat calon pemimpin Kefamenanu ini, diakui hampir seluruh strata sosial mileneal yang ditemui fajartimor belum lama ini.
Menurut parah tokoh politik, Tua Kolo atau Dolvianus Kolo yang acap kali meluangkan waktu demi mendapatkan wejangan karsa, dalam upaya menyumbangkan tenaga dan waktu memberi arti pembangunan di TTU justru menghantarnya, menjadi seorang bakal calon pemimpin yang nantinya bisa meretas kerja-kerja besar bagi rakyat.
“Dolvianus itu, bakal calon pemimpin besar. Karena dia tidak segan bertanya bahkan sering menjadi pendengar yang baik, tatkala kami para tokoh berbicara soal masa depan rakyat TTU,” ungkap mereka.
Senada dengan para tokoh politik, sejumlah guru bahkan berpendapat kalau Dolvianus Kolo adalah tipe pemimpin yang bisa membawa dampak keseimbangan pendidikan di bumi Biboki, Insana dan Miomaffo.
“Kehadirannya dalam menjawab setiap persoalan pendidikan yang dirasakan para pendidik, kami lihat dan kami sendiri alami. Bila kemudian Dia (Dolvianus Kolo, red) didapuk rakyat sebagai Bupati maka satu yang pasti keseimbangan pendidikan di TTU akan berjalan. Kesejahteraan guru tentu masuk prioritas dan sonasi pendidikan termasuk wajib belajar yang hari ini bisa dibilang mengendor akan dipacunya dengan program ramah pendidikan. Buktinya belum didaulat rakyat, pak Dolvi sudah membantu anak-anak didik dari orang tua tidak mampu dengan bantuan buku,tas dan alat tulis,” beber sejumlah guru.
Mahasiswa Kota Kefa dalam Testimoninya menjelaskan kalau Tua Kolo atau Dolvianus Kolo adalah senior pengayom, ramah dan selalu punya jalan keluar.
“Sebagai orang yang punya kedudukan dan strata sosial yang mumpuni, pak Dolvi tidak jemawah (sombong). Kami sering didatangi pak Dolvi dan kemudian berbagi rasa, suka dan duka. Terkadang kami dibuat kaget karena beliau datang hanya berpakaian apa adanya (baju kaos dan celana pendek). Mungkin itu cara beliau agar tidak ada jarak diantara kami. Dan jika benar pak Dolvi di dorong Nasdem sebagai kandidat Bupati maka kami adalah petarung lapangan yang siap memenangkan beliau,” yakin mereka.
Vrijman (orang bebas, merdeka yang berisme-aliran keras) atau sebutan pejoratif yang lazim digunakan merujuk kapada kelompok anak jalanan yang suka mengacau (preman), rupanya mengakui bila Tua Kolo atau Dolvianus Kolo adalah pemimpin segala zaman.
“kata afdal atau afdol kerja, seringkali digunakan pak Dolvi manakala ada bersama meneguk Tua Nakaf Insana (tni). Rasa ingin tau kata afdal atau afdol kerja ternyata memiliki ajakan halus lebih baik kerja atau alangkah baiknya kerja. Mungkin itu pesannya dari pada ribut dan bikin soal. Karena itu, kami sudah bersepakat untuk bekerja militan demi menghantar pak Dolvi menuju TTU Satu karena di sana akan ada lapangan pekerjaan yang sudah disiapkan,” aku mereka.
Lain, tokoh politik, Guru, Mahasiswa-pelajar (SMA-SMK) dan preman, Bangsawan Raja tiga swa-praja, meo naek dan mafefa, termasuk tokoh adat dan orang tua di desa-desa (t’to’tafa, bae feto, bae mone, kliko naek) justru mengharapkan Tua Kolo yang namanya sudah santer terdengar sebagai bakal calon bupati, bisa menghadirkan warna kepemimpinan yang dalam bahasa mereka disebut sebagai A’tukus ma A’Nonot.
“Kami hanya akan mendukung pak Dolvi Kolo, jika dia mampu menjabarkan dan mengimplementasikan kepemimpinan dalam batasan adat ‘A’tukus ma A’nonot’ atau pemimpin yang mengayomi, melindungi, menembus sekat-sekat perbedaan plus penuh semangat pelayanan tanpa pamrih,” saran mereka.
Selentingan yang berkembang, Sang Bupati Incunben (Raymundus Sau Fernandes), jauh-jauh hari rupanya sudah men-declear dimana-mana kalau the next TTU Satu kedepan adalah Dolvianus Kolo atau yang akrab disapa Tua Kolo.
Sejalan dengan itu, kini para tokoh agama, Kristen-Muslim, Hindu-Budha dan Konfutsu juga aliran kepercayaan (halaik) telah bersepakat mendukung Tua Kolo menyongsong perhelatan Bupati-Wakil Bupati yang sedianya akan dilakukan secara serentak pada tahun 2020 yang sudah diambang pintu. (ft/tim)