Kota, fajartimor.net. –Kantor Perpustakaan merupakan icon bagi Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang namun hal ini sangat disayangkan karena ternyata kantor Perpustakaan menempati sebuah warung yang hingga saat ini di jadikan kantor. Hal ini terungkap saat kunjungan kerja (kunker) Komisi I anggota Dewan Perwkilan Rakyat Daerah (DPRD) kota Kuapang kamis (5/2).
Menurut salah satu pegawai yang enggan namanya di sebutkan mengatakan kantor perpustakaan ini dulunya adalah warung tempat jualan makanan bagi pegawai yang ada di lingkungan Pemkot. “Yang menempati tempat ini adalah Roterdam steak”, katanya
Ia menambahkan jika hujan, kantor ini penuh dengan air dan berlumpur. Semua pegawai yang ada harus buka sepatu dan membersihkan air dan lumpur. “Kondisi serupa juga dialami langsung oleh Walikota Jonas Salean dan Wakil Walikota Hermanus Man namun hingga saat ini tetap dibiarkan malahan jauh dari perhatian Pemkot”, bebernya.
Kunker yang di lakukan oleh Komisi I DPRD kota Kupang yang di pimpin oleh Zetto Ratu Arat dari Fraksi Golkar pun merasakan hal sama. “Dari kondisi fisik Warung yang sudah tidak layak, harusnya Pemerintah Kota tidak kemudian menjadikan tempat tersebut sebagai kantor layanan publik apalagi kantor Perpustakaan kota”, sinis Zetto.
Sementara itu Wakil Komisi I DPRD kota Kupang Moses Mandalla, menyanyangkan sikap yang di ambil oleh Pemkot. “Saya berkeringat karena suasana tidak nyaman sedangkan kita tahu bahwa Perpustakaan merupakan icon bagi Pemkot apalagi kota Kupang merupakan baro meter. Saya sangat prihatin dan akan menyumbang I buah AC dengan dana pribadi, ini bukan hadiah tapi merupakan suatu bentuk perhatian saya dengan mitra kerja agar kelak ketika berkunjung tidak seperti saat sekarang ini”, terangnya.
senada dengan itu Robby Ken dan Ady Tally (Fraksi Hanura dan PDIP) justru menyarankan kepada Pemkot agar lebih serius memperhatikan Kantor layanan publik dari sisi kelayakan. “saya merasa pusing dan bleng berada di kantor ini dengan kondisi seperti ini. Jelas minat baca jadi berkurang dong. Sarannya, sebaiknya kantor Arsip dan Perpustakaan di gabungkan saja. uang yang ada digunakan untuk pembangunan fisik gedung yang lebih layak pakai”, ucap keduanya. (ft/robert)